Menurut Keizo, permintaan pasar di Indonesia akan mobil jenis pick up semakin bertambah. Pertambahan itu disebutnya merupakan salah satu imbas dari meningkatnya perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. “Jadi kami melihat peluang itu, apalagi belum banyak produsen yang menggarap kelas tersebut,” ujarnya.
Keizo mengatakan, Mazda melihat kebutuhan gaya hidup konsumen kelas pelaku industri. Karena itu, Keizo menyatakan mobil itu didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumen ritel yang juga memperhatikan gaya hidup. “Jadi mobil ini perpaduan antara ketangguhan mobil dengan kemewahan seperti mobil penumpang,” katanya.
Menurut Sales Manager PT Mazda Motor Indonesia Haryanto Djayaputra, Mazda juga mengincar individu-individu yang gemar jalan-jalan. “Jadi kan banyak sekarang individu yang sering naik gunung membawa sepeda, jadi kami incar pasar itu juga,” ujar Haryanto.
Haryanto menambahkan penjualan mobil jenis pick up di Indonesia cukup menjanjikan. Bahkan pada tahun lalu, Haryanto menyatakan kontribusi penjualan mobil jenis pick up bisa mencapai 45 persen. “Tahun lalu kami menjual mobil kelas BT-50 ini hingga 1100 unit, sedangkan total penjualan Mazda mencapai 4937 unit,” katanya.
Menurut Haryanto, mobil jenis pick up ini mayoritas terjual di wilayah Kalimantan dengan kontribusi penjualan sebesar 55 persen. Adapun kontribusi penjualan pick up berikutnya adalah pulau Sumatera yang mencapai 35 persen dari total penjualan di Indonesia. “Karena di kedua wilayah itu banyak kawasan perkebunan dan pertambangan, dan hingga kini cenderung meningkat permintaannya,” ujar Haryanto.
Mazda membanderol BT-50 Pro pada tipe single cabin dengan harga Rp 241 juta. Sedangkan BT-50 Pro Double Cabin High yang memiliki fitur paling komplit menggunakan transmisi otomatis dijual dengan harga Rp 395 juta. “Kalau untuk harga, kami yakin cukup kompetitif apalagi dengan fitur-fitur yang setara mobil penumpang lainnya,” kata Haryanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar